Bagi para pengusaha pemula yang baru mulai terjun ke dunia bisnis, penting untuk mengenali apa saja model bisnis sebagai panduan ke depannya. Model ini sama seperti sebuah peta yang menunjukkan bagaimana sebuah bisnis akan berjalan.
Dengan pemahaman yang mendalam soal model usaha tersebut, mereka bisa menyusun strategi bisnis yang sesuai untuk mencapai target yang ditetapkan. Selain itu, mempunyai model usaha yang jelas dapat menarik investor untuk berinvestasi.
Adapun dari segi reputasi, bisnis akan terlihat lebih profesional daripada kompetitor yang tidak jelas konsep bisnisnya seperti apa. Maka dari itu, simak macam-macam model bisnis berikut sebagai dasar pengetahuan untuk menjalankan bisnis.
8 Model Bisnis untuk Pengusaha Pemula
Jika sekarang Anda sudah punya brand sendiri dan ingin memperluas jangkauan pasar, bisa lewat berbagai model bisnis yang ada. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
1. Reseller
Pilihan model usaha yang cocok dengan modal kecil adalah menjadi reseller. Sistem kerja reseller memungkinkan Anda menjual produk tanpa harus memproduksinya sendiri atau membangun branding mulai dari nol.
Jadi, Anda hanya perlu membeli produk dari supplier atau produsen untuk dijual kembali. Umumnya supplier akan memberi harga grosiran atau harga yang lebih murah jika Anda membeli dalam jumlah banyak.
Setelah itu, Anda bisa menentukan berapa besar keuntungan yang ingin didapatkan. Tips supaya bisnis reseller sukses yakni memilih produk yang peluang pasarnya besar. Pastikan produk yang Anda beli dapat menjawab masalah konsumen.
Jangan lupa untuk membangun hubungan baik dengan konsumen agar mereka bisa menjadi pelanggan loyal. Manfaatkan pula platform sosial media untuk memasarkan produk reseller serta e-commerce.
Baca Juga: Cara Mempromosikan Bisnis secara Digital?
2. Dropshipper
Jenis model bisnis yang cocok untuk pengusaha pemula berikutnya adalah dropshipper. Model usaha ini memungkinkan penjual untuk menjual produk tanpa harus menyimpan barang fisiknya.
Dengan kata lain, penjual berperan sebagai perantara yang memasarkan produk, sedangkan urusan pengiriman produk ke pelanggan akan dilakukan oleh supplier atau produsen.
Konsep bisnis ini menguntungkan pemilik brand yang ingin memperluas katalog produknya. Pasalnya, Anda tidak perlu menyiapkan gudang penyimpanan atau mengeluarkan modal besar.
Sistem dropship ini memungkinkan Anda menambah produk pelengkap pada bisnis melalui supplier terpercaya. Misalnya jika punya brand skincare, Anda bisa menambah produk make up dari supplier untuk memperkaya variasi katalog produk.
3. Distributor
Apabila model manufaktur memproduksi barangnya sendiri, pada model distributor Anda tidak harus mengolah bahan mentah hingga menjadi barang jadi. Contoh distributor misalnya seperti dealer motor, dealer mobil, dan lain-lain.
Alhasil, Anda hanya perlu bermitra dengan pemasok barang atau perusahaan manufaktur untuk mendapatkan produk. Setelah itu, Anda-lah yang berperan memasarkan produk dari perusahaan manufaktur ke retailer.
4. Kemitraan

Kebanyakan orang sering salah mengira antara model bisnis kemitraan dengan franchise. Keduanya cukup berbeda, baik dari definisi, biaya, maupun pembagian keuntungan bisnis.
Kemitraan merupakan sebuah konsep hubungan kerja sama oleh dua pihak atau lebih. Para pihak yang bermitra tersebut memiliki tujuan sama dan saling berbagi tanggung jawab serta keuntungan bisnis.
Lalu, setiap pihak punya hak terhadap kepemilikan bisnis sehingga pengambilan keputusan perlu dirumuskan bersama. Hal ini biasanya diatur di awal kesepakatan saat pihak-pihak tersebut membuat kontrak kerja sama.
Adapun biaya awal, setiap pihak umumnya menyetor modal. Besaran modal ini tergantung kesepakatan bersama dan dapat memengaruhi pembagian keuntungan nantinya.
Misal, alokasi keuntungan paling banyak diterima oleh pihak yang kontribusi modalnya paling besar.
5. Franchise
Model bisnis franchise atau waralaba termasuk model yang paling populer saat ini. Sistem franchise banyak disukai oleh pengusaha pemula karena mereka tidak perlu membangun bisnis dari nol.
Sementara dari sisi pemilik brand, Anda bisa memperluas jangkauan bisnis tanpa harus membuka cabang sendiri. Sebab, Anda menyerahkan hak untuk membuka bisnis dengan brand yang sama kepada pihak mitra sesuai kontrak kerja sama.
Keuntungan dari model franchise adalah memungkinkan ekspansi bisnis yang lebih cepat dengan pengeluaran minim. Pemasukan bisa Anda peroleh dari biaya lisensi atau royalti.
Contoh brand yang menerapkan model bisnis ini dan sudah membuka banyak gerai adalah Burger Bangor, Mamma Roti, Momoyo, dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Cara Mengajukan STPW untuk Bisnis Waralaba Anda
6. Business to Business (B2B)
Model bisnis berikutnya adalah Business to Business (B2B). B2B termasuk model yang populer digunakan oleh para perusahaan untuk berbisnis dengan perusahaan lainnya.
Jadi, Anda tidak menjual produk barang dan atau jasa yang dimiliki ke konsumen akhir, melainkan ke perusahaan lain. Contohnya pemilik bisnis kain akan menyalurkan produknya ke perusahaan yang membutuhkan kain.
Apa saja perusahaan tersebut? Perusahaan yang membutuhkan kain tentu bisa berasal dari perusahaan pakaian, sepatu, hingga tas.
Oleh sebab itu, jumlah transaksi bisnis yang terjalin pada skema B2B umumnya melibatkan kuantitas dan uang yang lebih besar. Sebab, suatu perusahaan dapat menjadi pemasok bahan baku untuk perusahaan lainnya.
7. Business to Consumer (B2C)
Berbeda dari model Business to Business (B2B) yang berlangsung antara perusahaan dengan perusahaan, model Business to Consumer (B2C) berlangsung antara perusahaan langsung ke konsumen.
Contoh model B2C ini sudah banyak diterapkan seperti pada pasar tradisional, restoran, hingga mall. Bahkan sekarang model ini bisa diterapkan melalui platform online seperti website atau marketplace.
Bagi pengusaha pemula, model B2C ini paling umum dilakukan. Konsumen akan menerima langsung penjualan produk dari perusahaan.
Hal ini juga menjadi salah satu keuntungan karena perusahaan bisa mendapatkan umpan balik dari konsumen sebagai bahan perbaikan serta peningkatan kualitas produk atau jasa ke depannya.
Baca Juga: Bisnis Salon untuk Career Woman
8. Model Konsultan
Model bisnis konsultan merupakan jenis bisnis yang memberikan jasa konsultasi ke individu maupun perusahaan. Selain konsultasi, seorang konsultan juga perlu mengidentifikasi masalah yang ada dan memberikan solusi.
Bagi Anda yang tertarik dengan model konsultan, kuasai beberapa keterampilan seperti komunikasi yang baik, pengetahuan bisnis memadai, kemampuan persuasi, hingga kritis berpikir.
Lalu, terdapat pengelompokan bisnis konsultan berdasarkan ilmu atau bidang yang Anda kuasai. Misalnya konsultan keuangan, konsultan bisnis, konsultan pemasaran, dan lain-lain.
Daftar Jadi Exhibitor di FLEI Business Show untuk Perluas Ekspansi Bisnis
Jika Anda memilih model franchise dari sekian model bisnis di atas, terdapat cara efektif untuk memperluas ekspansi bisnis.
Salah satunya dengan menjadi exhibitor pada event FLEI Business Show, ajang pertemuan para pelaku usaha hingga investor dari berbagai industri. Pada event ini, Anda bisa memamerkan brand Anda kepada calon mitra potensial.
Informasi lebih lanjut terkait cara menjadi exhibitor, kunjungi IG @fleixpoid. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi WhatsApp Hotline FLEI Business Show untuk bertanya-tanya.